Kamis, 30 April 2015

Tukang Bakso Harianku



Siang hari yang panas, hawa dengan semilir angin pun membuat mata terasa ingin dipenjamkan tetapi terlintas difikiran pun terjadi dan perut pun keroncongan. Aku berfikir enaknya itu makan, tapi makan apa ya?” berfikir sambil memegan perut yang terus keroncongan. Setelah itu aku berjalan menuju ruang yang bisa membuat perut ini tidak terus keroncongan, ruangan yang bisa disebut dapur. Diruang dapur aku berharap agar ada makanan yang dapat menghilangkan rasa lapar diperut ini.

Aku mencari disetiap tempat yang ada didapur termasuk meja makan tidak ada makan yang bisa aku makan untuk mengisi perut. Aku bertanya pada ibuku , “Kok tidak ada makanan di meja makan bu?” tanyaku ke pada ibu. Ibu menjawab “Ibu tidak memasak hari ini, kamu beli aja makan diluar!” seru ibukku.

Saat itu aku sangat malas untuk keliar rumah karena cuaca yang panas. Aku mulai berfikir untuk yang ke dua kalinya. “enaknya makan apa ini.” Terlintas difikiran ingin makan makanan favorit buatku. Bakso adalah makanan yang sangat favorit buatku. Seketika keinginanku untuk memakan bakso hanya dalam fikiran saja, dan pada saat itu aku mendengar suara tukang bakso, “tikk...tokk...tikk...tokk” langsung saja aku bergegas mengambil uang dan mangkuk. Ternyata penjual bakso yang lewat adalah tukang bakso langgananku.

Aku berbincang – bincang pada tukang bakso. “sangat pas sekali pak anda lewat pada saat saya ingin makan bakso” kata saya dengan senang. “wah..iya dong, bapak gitu loh” jawab bahasa yang alay bagiku. “wah lebay sangat bahasa bapak ini” sautku dengan tertawa. “ah, biasa saja” jawab tukang bakso dengan santainya. “ya sudah pak beli Rp 5.000 saja tanpa saus, terus sambal lumayan banyak!” suruh ku ke tukang bakso. “oke, siap dilayani” jawab tukang bakso. Beberapa detik menunggu racikan bakso dengan suara keroncongan diperut akhirnya pun bakso pesananku jadi.

Aku langsung mengambil bakso dari gerobak tukang basko tadi. Setelah itu aku masuk rumah dengan berkata “terima kasih banyak pak” dengan berjalan pelan. “sama – sama dek, kapan – kapan beli lagi ya dek” seru tukang bakso kepada ku. “Oke siap pak” jawab ku dengan nada sedikit seperti bergurau. Setelah aku masuk ke dalam rumah langsung saja aku memakan bakso tadi di meja makan yang berada didapur. Dan seperti biasa “kak mintak dikit ibu” kata ibuku. Karena ibukku memanggil aku dengan sebutan kakak. “iya ibu ini” jawab ku dengan nada rendah. “wah enak ya kak kalau sedikit menggangu kakak makan basko, hehe” kata ibukku sambil bercanda. “ah, ibu itu selalu begitu gak kaget bu kakak” jawab ku. Setelah itu ibukku pergi ke ruang tengah. Setelah ibuku meminta sedikit lalu aku langsung memakan sampai kenyang. Dan akhirnya selesai sudah masalahku dengan perut.


CERPEN
Karya : Prillano Setyo Praswara

Tanggal lahir : Blitar, 04 April 1997

SMK N 01 KADEMANGAN-BLITAR




5 komentar:

Kurazone Net mengatakan...

adsense nya itu lhu., garai pengen.,.,heheheh :)

Unknown mengatakan...

apa itu mas gak ngerti saya :D

Kurazone Net mengatakan...

gedang goreng.,.,., Hahahah :D

Unknown mengatakan...

gorengan :D

Kurazone Net mengatakan...

aq kudu komen piye? :v